Perdagangan
Internasional
1. Pengertian perdagangan
internasional
2. Faktor dan manfaat
perdagangan internasional
Faktor:
·
Perbedaan SDA. Contoh: Indonesia impor
kopi dari Brazil karena lahan di Indonesia tidak mendukung ditanami kopi.
·
Perbedaan faktor sumber produksi. Contoh:
Indonesia impor mobil dari Jepang karena di Indonesia tidak mampu memproduksi mobil
sendiri (karena keterbatasan ilmu, tenaga kerja, atau biaya).
·
Kondisi ekonomis berbeda. Contoh:
pembuatan mobil di Indonesia mahal (karena tidak punya bahan untuk pembuatnya) jadi
Indonesia memutuskan untuk mengimpor mobil dari negara lain.
·
Tidak bisa memenuhi kebutuhan negara
sendiri. Contoh: Negara A impor beras dari Indonesia karena kekurangan
lahan untuk menanam padi atau karena beras Indonesia lebih baik kualitasnya.
·
Mencari keuntungan. Contoh: Negara A
lebih untung kalau impor mobil dari Negara C karena Negara A tidak perlu mencari bahan produksi dll., dan Negara
C yang ekspor mobil juga untung karena barangnya dibeli.
·
Persaingan antarbangsa. Contoh: Negara A
lomba sama Negara B buat ngebuktiin kalau barang Negara A walaupun KW tapi berkualitas
(gengsi Negara A jadi naik).
Manfaat:
·
Bertukar barang dan jasa. Contoh:
Brazil ekspor kopi ke German karena German butuh kopi, dan German ‘bayar’ dengan
cara kirim tenaga kerja ke Brazil.
·
Bergeraknya SDA & SDM.
·
Pertukaran ilmu pengetahuan. Contoh:
Indonesia mau bikin MRT dan datengin arsitek dan beli kereta dari Jepang. Orang
Indonesia jadi tau cara bikin MRT buat kedepannya. Jepang jadi tau juga kalau
Indonesia sedang tahap pembangunan dan berkemungkinan berpotensi buat ditanami
investasi dari Jepang.
·
Kerjasama ekonomi. Contoh: Pihak
Jepang (karena merasa berjasa mendatangkan arsitek), ingin memiliki saham MRT
sebesar 30%. Dan harga beli keretanya dikasih potongan 3% dari pihak Jepang.
·
Perubahan neraca pembayaran. Contoh:
daripada Indonesia repot bikin kereta sendiri, mending impor dari Jepang dan
Indonesia jadi lebih untung karena biayanya lebih murah. Jadi, neraca
pembayaran juga berubah.
3. Kebijakan perdagangan
Internasional
· Tariff:
negara menetapkan pajak untuk barang impor, jadi harga barang impor saat dijual
di masyarakat jadi naik. Harapannya negara bisa menekan impor.
· Quota:
negara menetapkan kuantitas barang impor
· Dumping:
kebijakan pihak eksportir (negara/perusahaan) untuk menetapkan harga barang
saat diekspor lebih murah daripada harga di dalam negri. Tujuannya buat merebut
pasar Internasional.
· Premi:
suntikan dana/penghargaan/kemudahan dari pemerintah. Tujuannya supaya banyak
pengusaha yang bisa dan mau mengekspor barang mereka.
· Subsidi:
bantuan dana dari pemerintah untuk membiayai perusahaan.
4. Alat pembayaran
Internasional
a. Emas. Beberapa negara masih
memakai emas karena nilainya yang stabil. Biasa dipakai buat instrumen
berinvestasi
b. Valuta Asing. Mata uang yang
bisa diterima di berbagai negara dan dipakai buat alat pembayaran internasional
c. Wesel (bill of exchange).
Surat perintah dari eksportir/penjual ke bank (ditujukan kepada
imprtir/pembeli) untuk membayarkan sejumlah uang kepada eksportir dalam waktu yang
sudah ditentukan.
d. L/C. Surat jaminan yang dikeluarkan oleh bank yg ditunjuk
oleh importir, berisi perihal mengenai kesepakatan pembayaran ke eksportir yg
akan dilakukan dengan tepat waktu dan dengan jumlah nominal transaksi yg telah
disepakati.
5. Devisa dan jenis kurs
Devisa: seluruh barang yg
bisa dipakai untuk pembayaran internasional
Jenis kurs:
·
Tetap:
sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu
negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap
negara lain yg ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas
penawaran dan permintaan di pasar uang.
·
Mengambang
terkendali: Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar
valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi
moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal
dari penawaran dan permintaan uang.
·
Bebas:
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu
negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistem nilai tukar ini akan
menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang
sesuai dengan kondisi internal dan eksternal.
Menghitung
kurs
Posisikan diri kita sebagai
bank
Kurs
Beli -> Dari uang asing ke rupiah
Kurs
Jual -> Dari rupiah ke mata uang asing
Neraca pembayaran
Debit: kalau kas keluar
Kredit: kalau kas masuk
1. Jenis neraca pembayaran
a. Neraca perdagangan (Current).
Akun: barang & jasa, kupon, bunga, wesel, deviden, dll.
b. Neraca modal (Capital).
Akun: saham, investasi, obligasi, dll.
c. Neraca emas (Gold). Akun:
emas
No.
|
Keterangan
|
Jenis
neraca, +/- , D/K
|
Expor.........................100jt
Impor...........................80jt
Beli
Obligasi............... 20jt
Jual
saham................ 35jt
Kirim
emas................. 10jt
Terima
emas............... 8jt
|
Current,
(+) , K
Current,
(-) , D
Capital,
(-) , D
Capital,
(+) , K
Gold,
(+) , K
Gold,
(-) , D
|
|
Neraca
Pembayaran
Pinjaman
Akomodatif
Stok
Nasional
|
Current
+ Capital + Gold
-(Ekspor-Impor)
-(Neraca
Pembayaran + Pinjaman akomodatif)
|
|
0
|
2. Debit/kredit neraca
pembayaran
Contoh: (jadi pihak indo)
1) Indonesia ekspor beras ke Singapura
500jt (kas masuk, Kredit)
2) Malaysia jual mobil ke Indonesia
2 M (kas keluar, Debit)
3) Indonesia dapet transfer
receipt dari German 200jt (kupon masuk, Kredit)
4) Indonesia menyediakan jasa
akuntan ke Brunei (uang masuk, Kredit)
5) PT. Astra Indo terima
investasi dari Bunkashido, Co. 1M (kas masuk, Kredit)
6) PT. Berkah Jaya jual saham
ke Qatar Foundation 1M (kas masuk, Kredit)
7) Indo beli emas dari Arab
50kg (kas keluar, Debit)
Semangat...sukses terus ka untuk blog nya...
BalasHapusperdagangan internasional melibatkan unsur perpajakan, bea cukai, asuransi dan pengangkutan
BalasHapusRibet dan panjang ya prosesnya
BalasHapus