Tri Masketir episode 2 "Liburan ke pantai"

Kembali lagi ke cerita pendek jenaka. Tri Masketir, mengisahkan 3 orang semprul yang telah bersahabat sejak mereka masih kecil. Trisno, si orang yang sulit mendengar. Masmono (biasa dipanggil Masno), si yang sulit bicara. Tirto, si yang bermata katarak. Langsung menuju episode 2 "Liburan ke pantai"

Tirto: Masno, Tris. Kesini.....

Masmono: e iu iro anggil (itu Tirto manggil kita)

Tris: Apa? upil? Saya sudah mandi, enak saja bicaranya

Masmono: (menarik tangan Tris)

Tirto: Nih, lihat. Aku ada uang banyak. Jalan-jalan lagi, yuk!

Tris: Apa? Bikin kolam? Mau diisi apa kolamnya? Katak?

Tirto: Kolam? Aku bilang jalan-jalan Tris. Ke pantai

Masmono: aaa oeh tuuu (nah, boleh juga itu)

Tris: Oooo ke pantai, bilang makanya dari tadi.... Kapan berangkat?

Tirto: Besok pagi berangkatnya. Biar bisa menikmati keindahan alam

Tris: (Pendengarannya sedang tajam) Lah, kau kan katarak. Mana bisa melihat jelas. Yang ada di mata kau tuh hanya cahaya matahari saja. Tidak bisa melihat "pemandangan indah" dari perempuan di pantai

Masmono: a, ook au is (Ah pikiran mu jorok Tris!)

Tirto: Yaudah, aku masuk dulu ke kamar. Mau istirahat

Masmono telah memberitahu Tris bahwa Tirto ingin beristirahat. Mereka akhirnya pergi tidur. 

*Besoknya

Tirto: (Berteriak) Masnooo... Tirto.... Bangun..... Aduh celaka dua belas ini*

*celaka dua belas = amat celaka

Tris: Apa sih? Bangunin orang nggak usah pake teriak. Aku memang hampir tuli, tapi aku masih bisa mendengar agak jelas

Tirto: Masno mana?

Tris: Apa? Mau bakso? Aku nggak punya duit. Kan, kamu yang punya duit

Tirto: Aku nanyain MASNO!

Tris: Oh, masih tidur. Jawab Tris dengan santai

Tris: Ada apa memangnya?

Tirto: Uang ku semalam hilang. Aku semalam taruh uangnya di laci. Aku telah meraba seluruh isi laci. Dan aku tidak mungkin salah laci, saat aku cek uangnya hilang

Tris: Apa? Mau buah semangka rasa leci? Mana ada? 

Tirto: Uang ku HILANG! Semalam aku taruh di LACI!

Tris: Oh, coba cek kamar Masno. Dia semalam tidur larut. Sekarang saja tidur sudah seperti orang meninggal

Tirto mengecek kamar Masno. Dan ketika Tirto meraba tempat tidur Masno, Tirto terkejut ketika amplop berisi uangnya dibawa tidur oleh Masno. Tirto membangunkan Masno dan bertanya kepadanya kenapa amplop ini bisa ada padanya. Masno menjawab bahwa ia semalam bermimpi menjadi pencuri dan mendapatkan uang banyak. Ia pun menjalani pengobatan dan penyakit bisunya sembuh. Ia pun menikah dan mempunyai anak yang banyak serta harta berlimpah. Dan ia tidak menyadari bahwa dia mengambil uang dari laci saat malam hari

Masno: Aaa au agu ipi ndah u aa (Ah kau mengganggu mimpi indah ku saja)

Tirto: Bukan masalah apa-apa. Aku kaget ketika amplop ini ada di tempat tidurmu. Aku meraba tempat tidurmu dan menemukan amplop ini. Aku hafal betul bagaimana bentuk, dan baunya. karena itu bau ketek ku, maka aku hafal baunya

Masno: Oa, apan ia eanat (Oya, kapan kita berangkat?)

Tirto: Ini mau berangkat, gara-gara kamu bawa tidur ini uang aku jadi khawatir kehilangan ini

Masno: eiangan au aksudnya (Takut kehilangan aku maksudnya?)

Tirto: Aku takut kehilangan uang ini. Jangan Ge'er nyawa mu dengan uang ini masih mahal uang ini, gerutu Tirto yang sedikit kesal

Mereka pun bersiap untuk berangkat dan telah berdandan ala turis asing. Memakai kaca mata hitam, memakai baju baru yang bermodel bunga-bunga, memakai topi, membawa tas, memakai celana pendek, dan tidak lupa sandal butut milik mereka. Mereka berencana menuju pantai menggunakan bus kota. Meskipun Tirto sedikit kesulitan saat naik dan turun bus, kedua sahabat sejatinya berhasil membantu Tirto untuk tetap hidup karena resiko jatuh di dalam bus. 

Tirto: Ya Allah Gusti..... Naik bis aja udah kayak naik roller coaster seremnya
Tris: Yaudah, kita udah sampe di pantai nih
Masno: ahamulilah uah ape (Alhamdulillah sudah sampai)
Tris: Wiiii, pemandangannya bagus ya. Gak salah kita milih pantai
Tirto: Cuman bisa ngerasain angin. Tapi ya nggak apa apa lah
Masno: Au mu eli akan ulu ya (Aku mau beli makan dulu ya)
Tris: Apa? Mau ketemu setan? Mana bisa kamu ketemu setan

Masno hanya berlalu meninggalkan mereka berdua dan mencari makanan. Sementara itu, Tris dan Tirto menikmati suasana pantai sambil berteduh dibawah payung layaknya turis sungguhan. Masno tidak makan sendiri, setelah berdebat cukup lama dengan pegawai restoran, akhirnya ia pun tau apa yang diinginkan Masno.
Masno: Mak, ebek oeng iga a ama asi (Mbak, bebek goreng 3 sama nasi)
Pegawai: Hah? Ngomong apa sih? Pertama saya bukan emak mu. Kedua, disini gak jual eek goreng. Ketiga, disini juga gak jual iga
Masno: auh, ebek. Uia wek wek wek.... (Aduh mbak, bebek. yang bunyinya wek wek wek)
Pegawai: Ohh bebek goreng. Trus iga itu apa?
Masno: Iga, atu a'ah ua ama enga iga (Tiga, satu ditambah dua sama dengan tiga)
Pegawai: Oh, bebek goreng 3 pakai nasi
Masno: aaaa.... eituuu (Naaah, begituuu)
Pegawai: Semuanya Rp. 30.000
Masno: ih, akaih (Nih, makasih)
Pegawai: *tidak mengerti.  Iya iya iya

Setelah itu, masno memberi makanan itu kepada mereka. Setelah itu mereka makan bersama dan menikmati keindahan pantai bersama. Mereka tidak berenang karena mereka semua tidak ada yang membawa baju ganti. Setelah hari cukup sore, mereka pulang ke rumah. 

Ya, sekian aja episode kedua. Bikinnya susah payah karena udah cukup kehabisan ide juga dan sempitnya waktu menyempurnakan post ini sehingga mohon maaf bila kurang lucu, kependekan, atau ada kesalahan. Saya pribadi memang sedang padat kegiatannya, mulai dari UTS, persiapan Trip Observasi selama 3 hari (ini menyebalkan), dan Trip Observasi selama 5 hari (ini baru menyenangkan). Sekian, sampai bertemu lagi guys
Salam.