Tri Masketir episode 1

Dikisahkan ada 3 orang manusia yang merupakan sahabat sejak kecil. Sejak mereka masih sebesar pohon cabe. Orang pertama bernama Trisno, dia punya kekurangan yaitu telinganya sulit mendengar tapi masih lancar berbicara. Orang kedua yang merupakan sahabat baiknya bernama Masmono, dia punya kekurangan mulutnya gagu. Orang ketiga bernama Tirto, dia mempunyai kekurangan yaitu matanya katarak hampir buta. Ketiga sahabatnya ini saling melengkapi. Pada suatu saat, mereka memutuskan untuk pergi jalan-jalan dan mereka sedang menentukan kemana tujuan mereka. Sebenarnya tidak jauh, hanya berkeliling dalam kota saja. Maklum mereka jarang keluar rumah

Tirto: Masno, Tris, aku bosen di rumah setiap hari, jalan-jalan yuk, mau nggak?

Tris: Oi, masno dia ngomong apa sih? Kok, saya nggak dengar?

Masno: Lho ya jelas kalo kamu nggak denger, kamu kan orang tuli. . Gini, si Tirto mau ngajak kita jalan-jalan keliling kota. Mau ikut gak? *menyampaikan bahasa lewat bahasa tubuh

Tris: Ooooo.... Boleh-boleh, kapan mau berangkat? Kalo udah mau berangkat panggil saya ya..., saya mau kekamar mandi sama ganti baju, biar banyak perempuan yang naksir.

Tirto: Eh, Tris kamu ini udah tua. Masih aja mau mendapat buah manggis alias gadis

Masmono: *menerjemahkannya ke bahasa tubuh. Udahlah berangkat aja, aku udah capek ngasitau si Tris. Masa' mau berangkat jalan-jalan pake pemanasan tubuh dulu. Udah kayak Ronaldo mau main bola. (Masno ini fans Real Madrid ternyata)

Tirto: Yaudah jam 4 nanti kita berangkat

Tanpa terjemahan dari Masno kali ini Tris mengerti apa yang Tirto ucapkan karena dia sempat mendengar kata jam 4, Masno terheran dan sempat mengira bahwa sahabatnya sudah sembuh

*Jam 4 sore

Tirto: Triisss..... Masno..... Ayo berangkat....

Tris: (menghampiri) aku suruh angkat apa? 

Tirto: Bukan angkat, tapi bee rangg katt

Tris: Oh, oke biar saya panggil Masno. Masno, ayo berangkaat

Masno: (menghampiri) Iya, ayo aku udah siap *bahasa tubuh. Tir, Unci umah ana? (Tir, kunci rumah ada dimana?), tanya Masno ke Tirto

Trisno: Kamu mau ngapain bawa guci? Mau di jual?

Tris: Udah diem aja, Masno, bii caraa ke akuu dan diaaa nanyaa ku-n-ci ru-mah

Trisno mengangguk tanda mengerti. Singkat cerita mereka sudah keluar rumah dan mengunci pintu.

*Di perjalanan

Tirto: Wiih liat liat ada cewek cantik

Trisno: Mana? Wih kaget aku kamu udah bisa ngelat jelas

Tirto: Itu tuh (sambil menunjuk objek yang dimaksud)

Trisno: Itu mah nenek nenek, udah >60 tahun, nikahin aja sana kalo naksir. Hahahaha..., Masno dan Trisno tertawa geli

Merekapun melanjutkan perjalanan dan berencana mampir ke toko baju

Tris: Masno, Tirto, beli baju yuk. Udah 2 kali lebaran kita gak beli baju baru. Bajuku udah kayak kain sarung buat anak anak sunatan

Masno: oeh, oeh, imana? (Boleh, boleh, dimana?)

Tirto: Di toko baju di jalan Langsat situ. Udah murah bagus pula

Tris: Apa? aku cuma mau beli baju, gak usah ngatain aku bang**t

Tirto: Di jalan Langgg Sattt, bukan kata yang kamu bilang tadi

Tris: Oh maap kirain ngejek aku. Masno, kamu mau beli baju model apa?

Masno: A, aling ode uris u agu ajunya. (Ya, paling model turis itu bagus tuh bajunya)

Tris: Apa? mau beli keris? Kita mau beli baju bukan beli keris. Beli keris itu mahal Mas

Masno: Au ah

*Di toko baju

Tirto: Ayo dipilih, semua aku yang bayar. Kalian pilih masing-masing satu baju?

Tris: Kita mau beli baju kan? Bukan beli kaset lagu?

Tirto: Gusti Allah, ampuni dosa hambamu ini..... Kita emang mau beli baajjuuuu dan saayaa yang akann bayarrrr

Tris: Beneran Tir?

Tirto: Iya, beneran. Gaji kerja bulan kemarin lumayan buat beli baju.

Tris: Makasih Tir, kebetulan kita juga ga punya duit. Ya kan mas?

Masno hanya mengangguk. Setelah mereka membeli baju, giliran Trisno mau membayar bajunya. 

Tris: Mbak cantiikk, semua bajunya berapa?

Penjaga kasir: jadi 30 ribu

Tris: Hah? 300 ribu? mahal sekali, bahannya pun biasa.

Penjaga kasir diberitahu oleh Tirto tentang sahabatnya yang satu ini. Akhirnya penjaga kasir tidak jadi marah karena tau kekurangan Trisno

*Singkat cerita merekapun pulang. 

Saat ada dirumah, ada tamu yang merupakan tetangga baik mereka yang sedang terdesak uang. Si tetangga itu menjanjikan pengembalian dengan bunga yang mengiurkan, 2x lipat dari biaya utang. Si tetangga ini mengetuk rumah mereka

Sari: (mengetuk pintu) Ada orang?

Tris: Mas, kamu manggil saya ya?

Masno: aakk (ngggaaak), dia berteriak karena jaraknya agak jauh dari Trisno dan Trisno saat itu ada di ruang tamu, 2 langkah dari pintu

Tirto: Kamu ini gimana?! Ada tamu bukannya dibukakan pintu, malah teriak-teriak (membuka pintu)

Sari: Maaf pak Tirto....

Tirto: Ehmm... Sebelumnya biar akrab panggil mas Tirto aja.. Ehehehe

Tris: Halah... Modus laki hidung belang. Udah katarak masih aja jingkrak jingkrak!

Tirto: Aaaah, giliran soal cewek aja. Kuping-mu sudah kayak alat penyadap amerika. Eh, iya lupa. Silahkan masuk bu Sari

Sari: Iya... Pak, eh mas maksud saya. (duduk) Gini, kedatangan saya kemari ingin meminjam uang sedikit. Hanya 500ribu aja. Nanti, akan saya lunasi 2-3 kali lipat. Saya sangat terdesak

Tirto: Ya Allah, uangnya kan udah buat tadi jalan-jalan *pikir dalam hati. Waduh, gimana ya bu Sari...., tadi saya dengan 2 sahabat saya pergi ke kota untuk jalan-jalan. Nah, kebetulan uangnya itu sudah habis untuk beli makan di restoran mahal dan beli baju baru sekalian nonton layar tancep yang digelar pak RT deket kantor pos.

Bu Sari berfikir ini hanyalah penolakan halus dari Tirto

Sari: Begini saja. Saya akan naikkan tawarannya jadi 5x lipat. Saya benar-benar butuh uang sekarang

Tirto: Maaf sekali bu, tapi saya benar benar tidak punya uang.

Sari: Baiklah kalau begitu, saya ingin pamit pulang. Maaf atas sikap saya barusan (beranjak dengan perasaan kecewa)

Tirto: O, iya bu gapapa. Maaf saya memang tidak punya uang

Masmono: Ai iu apa? (Tadi itu siapa?)

Tirto: Itu lho, bu Sari. Samping rumah pak Somat. Mau minjam uang 500 ribu. Katanya  mau dikembalikan 5 kali lipat nantinya.

Masmono: Us, imana? au inaman ak? (Trus, gimana? Kamu pinjamkan gak?)

Tirto: Uangku kan ludes buat tadi jalan-jalan. Yaudah bukan rejeki kita berarti

Masmono: A, aya u anaemen ang nya (Ah, payah kau dalam manajemen uangnya)

Tirto kemudian meninggalkan Tris yang sedari tadi memikirkan nasibnya dan Masmono yang menyalahkannya dan pergi tidur

Selama 3 hari Masmono masih marah dengan Tirto, sementara Trisno bersikap acuh dan asyik bersama baju barunya. Barulah Tirto menghidupkan televisi sejenak. Karena dia hanya memakai sisa voucher listrik yang menunggak selama 3 bulan. Diberita dikatakan bahwa terjadi penangkapan seorang wanita karena modus penipuan. Korban diberi iming-iming utang akan dibayar sampai 5x lipat. Dikatakan juga lokasi praktek penipuan terjadi didekat rumah mereka, Tirto pun kaget dan memanggil Masno

Tirto: Masnooooo........... KESINI CEPET!

Masmono: (Menghampiri) an ih? (apaan sih?)

Tirto: Tuh, denger beritanya.

Masmono: Auh, aaf aaf. Au ina aaf a irto (Aduh, maaf maaf. Aku minta maaf ya Tirto)

Tirto: Yaudah gak apa apa. Itu namanya tidak disangka-sangka ternyata Bu Sari menjadi pelaku praktek penipuan. Itu baru namanya rezeki.

Sampun. Sampai disini dulu cerita serial tri masketir episode 1. Semoga diberikan pencerahan untuk episode berikutnya. Berhubung saya membuatnya lebih dari 4 jam. Maka, saya mohon agar kiranya mempromosikan link ini. Terima Kasih